Keprihatinan mendalam yang dirasakan
Rasulullah yang ingin mengislamkan pamannya, yaitu Abu Thalib tidak mendapatkan
ridlo Allah SWT. Abu Thalib hingga akhir hayatnya tidak mengimani ajaran islam
yang disampaikan Nabi Muhammad SAW, keponakannya sendiri. Karena Allah SWT tak
memberikan hidayah kepada pamannya itu. “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi
petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada
orang yang dikehendaki_Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau
menerima petunjuk.” (QS Al Qashshash: 56).
Hidayah merupakan hak prerogatif Allah yang
hanya diberikan kepada manusia yang dikehendaki_Nya. Bersyukurlah kita yang
meski hidup jauh dari zaman Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, kita diberi
nikmat berupa hidayah untuk mengimani Allah dan Rasul_Nya. Hal ini merupakan
atas kehendak dan ridlo Allah SWT.
Tidakkah kita melihat perjuangan Nabi Nuh AS
yang berdakwah sekian lama demi mengajak umatnya beriman kepada Allah SWT?
Namun, hingga usianya hampir seribu tahun (950 tahun), hanya sedikit kaumnya
yang beriman kepada Allah SWT. Bahkan anak dan istri yang disayanginya juga
tidak mengindahkan seruan Nabi Nuh AS untuk beriman kepada Allah SWT.
Kisah lainnya seperti yang dialami oleh Nabi
Ibrahim AS. Hidup di tengah-tengah orang yang menyembah berhala dan
menyekutukan Allah SWT, Nabi Ibrahim AS yang kokoh mengimani Allah SWT tak
mampu mengajak oorang tuanya untuk mengikuti ajaran yang dibawanya. “Dan
demikianlah Kami perlihatkan tanda-tanda keagungan yang ada di langit dan di
bumi agar dia termasuk orang-orang yang yakin.” (QS Al An’am: 75).
Dengan menyadari bahwa kita yang bukan
siapa-siapa ini diberikan hidayah oleh Allah untuk mengenal keagungan_Nya,
sudah selayaknya kita banyak bersyukur atas hal tersebut. Selain itu, kita juga
harus terus menjalankan segala perintah_Nya dan menjauhi semua yang
dilarang_Nya agar nikmat keimanan itu tidak lepas dari badan.
Betapa sengsara dan celakanya bila Allah telah
mencabut hidayah itu dari diri kita sebagaimana Allah mencabut hidayah_Nya dari
orang-orang yang suka berbuat durhaka dan aniaya. Hidayah itu begitu mahal
karena ia akan mengantarkan seseorang pada kasih sayang Allah dan
surga_Nya. “Dan Allah selalu memberi
petunjuk kepada orang yang dikehendaki_Nya kepada jalan yang lurus.” (QS Al
Baqarah [2]: 213).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar